Pengantar Kepada Agama Hindu PART 1




AYAH, BOLEHKAH AKU BERTANYA KEPADAMU?
Tentu saja.

AKU AKAN MENGAJUKAN BANYAK PERTANYAAN KEPADA AYAH MENGENAI AGAMA KITA
Silahkan ajukan pertanyaan yang kamu inginkan

DARIMANA SAYA HARUS MULAI?
Mulai dengan pertanyaan pertama yang muncul dalam pikiranmu

OK. APAKAH AKU, SEORANG HINDU?

Tentu. Kita memeluk agama Hindu, karena itu kita disebut orang Hindu, sama seperti orang yang mengikuti agama Kristen disebut Kristen. Dilihat dari satu sisi, agama Hindu adalah suatu upaya pencarian kebenaran tanpa kenal lelah. Sebagai demikian ia adalah agama untuk selamanya. Hanya ada satu Tuhan dan satu kebenaran. Weda-weda menyatakan, "Ekam Sat, Viprah Bahudha Vadanti." (Hanya ada satu kebenaran, hanya manusia menjelaskan hal ini dengan cara berbeda). Karena itu seorang Kristen, seorang Hindu, seorang Muslim dan seorang Jahudi semuanya satu dan sama. Dilihat dari sisi lain, Hinduisme bukan agama tapi satu cara hidup (a way of life). Hanya demi argumentasi, kita dapat mengatakan bahwa andaikata semua kitab suci Hindu dihancurkan pada suatu hari, agama yang sudah ada sejak zaman dahulu kala ini akan hidup kembali dalam hanya beberapa tahun, karena ia hanya mencari kebenaran yang mutlak.

AYAH, SEBELUM AKU MELANJUTKAN, AKU INGIN MENGINGATKAN ANDA BAHWA AKU ADALAH SE ORANG REMAJA YANG LAHIR DI USA, JADI BEBERAPA DARI PERTANYAANKU MUNGKIN TERDENGAR AGRESIF. AKU HARAP ANDA TIDAK TERSINGGUNG.
Nak, kamu dapat bertanya mengenai apapun yang kamu inginkan. Anggaplah dirimu jaksa penuntut umum, menginterogasi ayah di kursi saksi. Percaya padaku, tidak akan ada petanyaanmu yang menyinggungku. Aku akan menjawab semua pertanyaanmu selangsung mungkin. Aku tidak akan pernah membalasmu dengan jawaban balas dendam. Lagi pula, aku akan menyertakan ide-ide tentang agama lain dan ilmu pengetahuan dalam jawabanku. Aku harap kamu akan puas.

SEJUJURNYA, DAPATKAH AGAMA HINDU MENGHADAPI INTEROGASI?
Agama Hindu tidak mempunyai masalah menghadapi pertanyaan apapun. Ia tidak perlu bersembunyi dibalik kata-kata Sansekerta yang sulit diucapkan atau dogma spiritual. Sebaliknya ia menyerap ide-ide baru seperti sepon. 
Percaya atau tidak, agama Hindu memperkuat dirinya kembali (recharge) dengan pikiran-pikiran modern. Teknologi, psikologi, parapsikologi, astronomi modern, phisika baru dan genetik semua memperkaya agama Hindu. 
Dalam agama Hindu kamu dapat berpikir dan berargumentasi mengenai subyek apapun. Kamu bahkan dapat menyatakan "tidak ada Rama maupun Krishna" dan kamu masih tetap seorang Hindu. Agama Hindu tidak memiliki hierarki, tidak memiliki satu badan yang mengatur orang Hindu. 
Dalam agama Hindu kita akan jarang menemukan pernyataan dengan "Engkau tidak akan" (Thou shall not). Ketika kamu mempelajari agama Hindu kamu akan menemukan agama ini dipenuhi dengan berbagai jenis ide. Dia memiliki Advaita dan Raja Yoga yang memiliki spiritualitas yang tinggi pada satu sisi dan philafat Charvaka materialistik dan hedonistik yang tidak percaya pada Tuhan dan Weda, pada sisi yang lain, Pada satu sisi pemujaan citra adalah satu bagian dari agama Hindu, dan pada sisi lain, sebagaimana dikatakan oleh philsuf Jerman Max Muller, "Agama Weda tidak mengenal patung.". Jahala Upanishad mengatakan, "Citra dimaksudkan hanya sebagai alat bantu meditasi bagi orang yang bodoh." 
Mitologi kuno Hindu dipenuhi dengan berbagai macam cerita. Pada satu sisi, Advaita hanya berbicara mengenai Brahman (Yang Tak terbatas), dan lagi pada sisi yang lain, mitologi bicara mengenai ribuan dewa-dewa. Hindu sesungguhnya adalah kesatuan dalam perbedaan. 
Mengambil satu subyek secara acak (random) dari kitab suci Hindu akan membingungkan kamu. Tapi bila kamu duduk dan mempelajarinya semua, kamu akan mampu memahami kebenaran yang sejati dalam semua kitab-kitab suci Hindu itu. Dewasa ini banyak tersedia buku-buku agama Hindu dalam bahasa Inggris dan lainnya sehingga pengetahuan bahasa Sansekerta bukan suatu keharusan untuk mengerti kitab-kitab suci Hindu

AYAH, SEBELUM ANDA MENJELASKAN LEBIH LANJUT, AKU INGIN MENGAJUKAN SATU PERTANYAAN YANG KRITIS. MOHON JANGAN TERSINGGUNG. PERTANYAANKU ADALAH, WEWENANG APA YANG ANDA PUNYAI UNTUK BERBICARA TENTANG AGAMA HINDU ?
Saya senang kamu mengajukan pertanyaan ini. Arjuna, pangeran-ksatria dalam epik Mahabarata, mengajukan pertanyaan yang sama kepada Krishna selama pemaparan Bhagawad Gita, kitab suci Hindu itu. Krishna, sebagai jawaban atas Arjuna, menunjukkan swaroopa (Bentuk dari Yang Tak Berbentuk yang Agung) dan Arjuna yang terkagum-kagum menyaksikan seluruh alam semesta bergerak dalam badan Tuhan. Arjuna mendapat jauh lebih banyak jawaban dari yang dimintanya. Well, aku tidak dapat menunjukkan kepadamu hal seperti itu untuk membuktikan pendapat-pendapatku. 
Kamu boleh tertawa, tapi karena bahkan Arjunapun menanyakan kewenangan Krishna, adalah tepat sekali bagimu untuk mengajukan pertanyaan yang sama. Pada sisiku, aku hanya dapat mengatakan bahwa aku hanyalah seorang pencari kebenaran yang sederhana seperti banyak orang lain. Tentu saja aku telah membaca banyak buku (kurang lebih 500) mengenai agama Hindu dan semua agama-agama lain. Maksudku hanyalah untuk meletakkan di hadapanmu sejarah dari agama Hindu dan hal-hal penting yang lain mengenai agama Hindu. Setelah mendengar jawabanku, kamu pada bagianmu sendiri harus menginvestigasi kebenaran dari pernyataanku. Pada saat ini, ijinkan aku mengulangi satu stanza dari kitab suci 
- Tiada seorangpun tahu apa yang benar dan apa yang salah;
- Tiada seorangpun tahu apa yang baik dan apa yang buruk;
- Ada satu dewa yang bersemayam dalam dirimu;
- Temukan dan ikuti perintah-perintahnya. 
Itulah jawabanku. Mohon dimengerti bahwa dewa yang disebut dalam stanza di atas tidak lain adalah "suara hati nurani" (inner voice) mengenainya Aurobindo, mistikus modern Hindu telah menulis berpuluh buku. Aku hanya ingin menunjukkan kepadamu bahwa semua jawaban final adalah di dalam. Seperti seorang guru Zen, aku ingin mengatakan bahwa mencari jawaban di luar diri adalah sia-sia dan bodoh. Buddhis Zen mengatakan bahwa kebenaran tidak dapat diajarkan melalui kata-kata yang keluar dari mulut dan bahwa pengetahuan yang sejati hanya datang dari pengalaman pribadi. 
Sekali lagi please, jangan ambil stanza di atas sebagai lampu hijau bagi perilaku tak bermoral dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan perintah emosi. Emosi dalam diri kita sangat menipu. Emosi itu bisa keluar dengan otoritas intelektual dan membuat setiap tindakan buruk kelihatan memiliki arti. Emosi itu bahkan menipu maharesi besar untuk mempercayai sentimen egoistik pribadi mereka dan bertindak dengan sangat bodoh. Maka hati-hatilah dengan stanza yang aku kutip di atas.

APAKAH AGAMA HINDU SATU-SATUNYA JALAN UNTUK MENCAPAI TUHAN (GOD-REALIZATION)?
Satu hari seorang gentelman berkata kepada seorang Philsuf Amerika yang terkenal bahwa ia telah mempelajari hampir semua philsafat dan agama-agama dunia, dan ia akhirnya yakin bahwa agama Kristen sesungguhnya merupakan satu-satunya philsafat dan agama yang benar. Emerson (Ralph Waldo) menjawab : "Itu hanya menunjukkan, my friend, bagaimana sempitnya anda membaca mereka." Pernyataan yang sama juga berlaku bagi agama Hindu. Tiada seorangpun mempunyai hak untuk mengatakan agama Hindu adalah satu-satunya jalan. Sesungguhnya, orang-orang Hindu akan merasa absurd untuk mengatakan bahwa agama-agama lain di dunia ini sebagai palsu. 
Bagawad Gita (4:11) berkata, "Jalan manapun yang ditempuh manusia untuk mendekati Aku, dengan jalan itu Aku terima mereka; jalan manapun yang mereka pilih pada akhirnya mereka akan mencapai aku." Dari sloka ini, setiap orang dengan mudah mengerti bahwa agama Hindu tidak memproyeksikan dirinya sebagai satu-satu jalan untuk pengejawantahan Tuhan. Agama Hindu tidak mengklaim monopoli atas kebijaksanaan. Agama Hindu mentoleransi semua bentuk pemikiran. Seorang Yogi Hindu tidak akan pernah mencoba untuk mengkonversi seseorang dari agama lain ke dalam agama Hindu. Sebaliknya ia malah akan mencoba orang tersebut setia kepada agamanya. Bagawad Gita menyatakan :  
"Dalam bentuk apapun seorang bhakta menyembahKu dengan yakin, Aku akan membuat ia setia dalam bentuk itu sendiri." Jadi dalam agama Hindu, kamu dapat memuja Yang Maha Kuasa, yang tidak berbentuk dan abadi, sebagai Krishna, Rama, Hyang Widhi atau yang lain. Selama kamu memiliki keyakinan dalam bentuk Yang Kuasa itu, kamu akan mengikuti satu agama yang benar dan kamu pada akhirnya akan mencapai kebenaran, sekalipun kamu mengikuti bentuk pemujaan yang kasar. Menurut agama Hindu tiada seorangpun akan tersesat.Melalui jalan manapun seorang mencari Tuhan, dia akan selalu berada di jalan Tuhan. 
Bila seseorang menyebut "Itu" (It) Krishna, "Itu" akan datang sebagai Krishna. Bila seseong menyebut "Itu" Rama, dia akan datang sebagai Rama. Bahkan bhakta Hindu yang paling terkenal, Maharesi Narada, dalam Sutra kedua dari Narada Bhakti Sutra, menyebut Tuhan dengan nama Asmin, artinya "Itu (That, Tat)." Kaum mistikus Muslim yang besar, kaum Sufi, mengatakan, "Kemanapun kamu memalingkan wajahmu, di sanalah Wajah Allah." 
Dalam semua bentuk pemujaan, pada akhirnya sang pemuja akan mengatasi (transcend) nama dan bentuk dari Tuhan pribadinya (personal God, Istadewata, pen). Lihatlah tulisan-tulisan dari Chaitanya, Sri Ramakrishna Paramahamsa, St. Francis dari Asisi, atau para mistikus Sufi.. Chaitanya menyeru Vital dan Ramakrishna menyeru Ibu Kali. Tapi kita mempelajari semua karya-karya di atas, kita dapat melihat bahwa yang Mutlak yang mereka cari atau ikuti tidak memiliki nama dan berada di luar kemampuan manusia untuk menggambarkannya. Semua dari mereka mulai dengan mengikatkan diri mereka pada satu Istadewata (personal God) dan berakhir dengan satu Yang Maha Kuasa yang abadi dan tidak berbentuk. 
Kata Islam berarti pasrah kepada kehendak Allah," dan Allah tidak memiliki definisi yang tepat. Seorang Muslim sejati menyembah Allah yang tidak bernama dan berbentuk, yang sesungguhnya Kekuasaan Yang Tertinggi. Kaum Muslim keberatan dengan sebutan "Mohammedanism" karena kata itu mengandung arti pemujaan kepada Mohammad. Kaum Muslim tidak pernah memuja Muhammad. Seluruh orang Muslim percaya pada kalimat sahadat : "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusanNya." Allah adalah seperti Tao dari Taoisme, Brahman dari agama Hindu, Ayin dari mistik Yahudi Kabblah, atau Jehovah (Aku, I Am) dari Perjanjian Lama. Dia tidak bernama, tidak dapat didefinisikan, kekuatan atau mahluk murni dari mana segala sesuatu berasal. 
Tidak ada agama yang memiliki hak monopoli atas Tuhan. Mengatakan itu persis sama dengan mengatakan "Matahari hanya terbit di New York dan (hanya) terbenam di pantai Honolulu. Matahari yang bersinar di kolam-kolam rumah-rumah besar (mansion) di Berverly Hill dan New York juga bersinar di kampung-kampung kumuh di Kalkuta atau Jakarta di gurun-gurun pasir di Arab. Sama halnya, Tuhan yang kamu lihat dalam Bagawad Gita adalahTuhan yang sama yang kamu lihat dalam Injil atau Al Quran 

APAKAH AGAMA HINDU PERCAYA DENGAN KONVERSI SECARA PAKSA?
Sama sekali tidak. Seorang penganut Hindu sejati tidak akan melakukan proselitasi (mencari pengikut baru dari orang-orang yang sudah beragama lain), tapi orang-orang Hindu dengan gembira akan menerima setiap orang yang ingin masuk Hindu karena mencintai nilai-nilai atau ajaran Hindu. Bagawad Gita mendesak semua orang untuk mengikuti agama dimana orang itu lahir. Orang-orang Hindu tidak pernah membuat janji-janji palsu kepada orang yang baru masuk Hindu. 
Sama seperti orang Hindu, orang-orang yang beragama Yahudi juga toleran terhadap keyakinan lain. Orang-orang Yahudi juga tidak pernah membujuk orang lain untuk ikut agama mereka. Tentu saja banyak orang lain yang masuk agama Yahudi, tetapi orang-orang Yahudi tidak pernah mempropagandakan agama mereka secara aktif. Untuk sebatas tertentu, sama seperti agama Hindu, agama Yahudi juga merupakan satu cara hidup (a way of life)
Lagipula orang Hindu melihat agama sebagai satu ilmu dasar (basic science). Pernahkah kamu mendengar seseorang dikonversikan kedalam ilmu kimia India, Phisika Inggris? Karena itu akan terasa absurd bahkan hanya untuk membicarakan konversi. Hanya ada satu kebenaran. Semua dari kita memiliki hak yang sama terhadap kebenaran itu, sama halnya kita memiliki hak yang sama terhadap Effect Raman India, Teori Quantum dari Yahudi-Jerman Einstein, atau percobaan Edison yang orang Amerika. Bagawad Gita, Injil, Torah, Quran, Dammapada, dan kitab suci lainnya terbuka bagi semua orang.
Semua kita memiliki hak yang sama untuk mengutip Krishna dan Lao-Tse dan Socrates dan Mohammad dalam kalimat yang sama. Sama seperti ilmu pengetahuan yang terbuka bagi setiap orang, demikian juga semua agama.

APAKAH AGAMA HINDU TOLERAN TERHADAP AGAMA-AGAMA LAIN? 
Dalam agama Hindu, toleransi bukan hanya sekedar soal kebijakan tetapi merupakan satu keyakinan dasar (an article of faith). Sejarahwan seperti H.G. Wells mengatakan bahwa raja-raja Hindu sesungguhnya menerima dengan tangan terbuka misionaris Kristen, kaum fakir Islam dan biksu Buddha untuk pertukaran pikiran yang bebas. Sebenarnya, raja Hindu terbesar, Ashoka (269-232 SM), mengganti agamanya menjadi Buddhis dan menyebarkan agama Buddha ke seluruh India. "Hukum Dharma" atau kebenaran dan inskripsi epigrafi yang ditinggalkan oleh Ashoka di berbagai batu karang dan pilar di seluruh India sama bersejarahnya dengan "Bill of Rights" dari USA. Anakku, bila kamu ingin belajar mengenai satu-satunya raja di seluruh sejarah India, maka raja itu adalah Raja Ashoka. H.G. Wells, yang tidak pernah memberikan pujian kepada raja manapun dalam buku sejarah dunia yang ditulisnya, membuat satu pengecualian mengenai Ashoka dan menulis, "nama Ashoka bersinar terang sendirian, satu bintang dalam sejarah dunia."
Salah seorang rasul Kristen terbesar, Saint Thomas, datang ke Madras India untuk menyebarkan agama Kristen di India, dan meninggal di Mylapore, Madras. Adalah fakta bahwa pada tahun 70 AD, ketika orang-orang Roma menjadikan orang-orang Kristen sebagai makanan singa di Eropa, di Kerala orang-orang Kristen menyembah Saint Thomas di gereja. Bahkan dewasa ini, ketika orang-orang Yahudi dianiaya di seluruh dunia, di Cochin, India, mereka memiliki kebebasan tak terbatas untuk beribadah di Synagoge. (Orang Yahudi datang ke India pada abad 5 A.D). Sesungguhnya banyak orang Yahudi yang dikirim ke Israel dari Kerala telah kembali lagi ke India karena ini adalah negeri yang sangat toleran. Dewasa ini, ketika orang Yahudi tidak boleh dikonversi menjadi Kristen di Israel, ketika orang tidak boleh membawa Injil di Arab Saudi, dan ketika orang Muslim tidak boleh dikristenkan di Malaysia, ribuan orang Hindu di India dikonversi menjadi Kristen. India kini memiliki seminari Katolik yang terbesar di dunia - hampir 3,856. (Dewasa ini ada gerakan dari organisasi Hindu untuk mengkonversi kembali orang-orang Hindu yang beralih agama sebelumnya. Missi Kristen sering menimbulkan ketegangan dengan orang-orang Hindu di India. Tahun lalu satu keluarga missi Protestan dari Australia dibunuh dalam mobilnya. Orang-orang Hindu di India kini tampaknya menyadari toleransi tidak berarti menerima segalanya. Sikap toleran tanpa batas ini merugikan orang-orang Hindu sendiri. Seperti dikatakan oleh philsuf besar Hindu, Sarvepalli Radhakrishnan, Hindu menderita karena toleransinya, pen). 
Seorang penganut Hindu sejati tidak pernah mencerca agama lain. Dia menerima kebenaran yang ada pada setiap agama. Seorang suci Hindu dengan bahagia membaca Bible atau Quran pada para pengikutnya. Swami Vivekananda berkata, "Saya bangga menjadi pemeluk satu agama yang mengajarkan kepada dunia toleransi dan penerimaan universal. Kita percaya tidak hanya pada toleransi universal, tapi kita menerima bahwa semua agama sebagai benar. Seperti sungai yang berbeda yang memperoleh mata air mereka di sumber yang berbeda, semuanya menjadi satu di samudera, demikianlah jalan yang berbeda yang dijalani oleh tiap orang dengan kecenderungan yang berbeda, sekalipun beragam tampaknya, bengkok atau lurus, semua menuju Tuhan."
Source : Ngakan Putu Putra

Bersambung ke Pengantar Kepada Agama Hindu PART 2
Copyright © 2013 PD KMHDI Jawa Barat and Blogger Templates - Anime OST.
Selamat Datang di Blog Resmi Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Jawa Barat