Pencarian Hindu Terhadap Tuhan




APAKAH SEORANG HARUS PERGI KE HUTAN UNTUK MENCARI TUHAN ?
Jawab :
Tidak ada satupun kitab-kitab suci Hindu menyatakan bahwa seorang harus melarikan diri dari kewajiban dan milik duniawinya (Swadharma) untuk mencapai pengejawantahan Tuhan (God-realization). Sebaliknya, Bagawad Gita menganjurkan kita melakukan tugas kita. Setelah percakapan besar Bagawad Gita, Krishna berkata kepada Arjuna, "Mam Anusmara Yudhyacha" (Mengingat Aku, bertempurlah dalam peperangan ini), yang berarti "ingat kepada Tuhan, laksanakan tugas kewajibanmu." Jadi tidak dimanapun dikatakan bahwa orang harus lari ke hutan untuk mencari Tuhan. Memang, agama Hindu mengatakan bahwa perobahan mentalitas dari material ke spiritual sangat lambat, seperti ulat rakus yang makan tiga atau empat kali berat badannya dan akhirnya menjadi seekor kupu-kupu. Demikianlah perubahan dilakukan secara perlahan tanpa harus membuat frustrasi. Agama Hindu mendukung pernyataan, "anda dapat memiliki benda-benda, tapi jangan dimiliki oleh benda-benda itu." Raja Janaka adalah satu contoh yang sempurna. Pada satu sisi ia adalah raja materialistik dari zamannya, dan pada sisi lain, dia adalah salah seorang Yogi besar India yang pernah diketahui. Pahami, Yogi yang berkelahi untuk cawatnya dalam musim dingin yang hebat di Himalaya tidak lebih baik dari seorang bisnisman yang cerdik/licik. Keduanya dikuasai oleh keserakahan dan kemarahan. Jadi, perobahan kesadaran lebih penting dari perobahan penampilan luar atau perobahan gaya hidup.

AYAH, APAKAH ANDA BERMAKSUD MENGATAKAN BAHWA TUHAN TIDAK DATANG KEPADA KITA KECUALI KALAU KITA MEROBAH KESADARAN KITA ?
Jawab :
Itulah tepatnya yang kukatakan kepadamu lagi. Bahkan Swami Wiwekananda mendapat masalah ketika gurunya Sri Ramakrishna Paramahamsa membuat ia melihat Tuhan untuk pertama kalinya, karena kesadarannya pada waktu itu belum lagi pada puncak yang tertinggi. Wiwekananda, waktu itu bernama Narendra, mengganggu/merecoki setiap orang dengan pertanyaannya yang menyelidik, "Pernahkah anda melihat Tuhan?" Sri Ramakrishna Pamahamsa sendiri menjawab Narendra, "Nak, aku melihat Dia seperti aku melihat kamu," dan menyentuh dahi Narendara. Narendra, yang telah menyusahkan begitu banyak Yogi dengan pertanyaan-pertanyaannya yang tajam mengenai Tuhan kemudian mengeluarkan jeritan seperti embikan domba. Konon kekuatan itu begitu tak tertahankan untuk dipikul oleh seorang putra besar India, dan dia memohon, "Tinggalkan aku, Tuan, aku mempunyai ayah, ibu dan yang lain-lain di rumah." (Lihat The Life of Swami Wiwekananda oleh muridnya di Barat maupun di Timur). Tidak ada jalan yang mudah. Tuhan demikian dekat dengan kita namun Dia tidak dapat datang kepada kita. Kita menjauhkan Dia dari kita. Adalah fakta bahwa tanpa upaya individu, tanpa merobah kesadaran, Tuhan tidak dapat datang kepada siapapun, sekalipun Tuhan juga dekat kepada setiap orang dari kita.

AYAH, APAKAH PENGETAHUAN AKAN KITAB SUCI SYARAT MUTLAK UNTUK PENGEJAWATAHAN TUHAN ? 
Jawab :
Tidak! Sama sekali tidak. Siapapun yang secara tulus mencari kebenaran mutlak pada akhirnya akan mengejawantahkan kebenaran mutlak itu, bahkan sekalipun dia sama sekali tidak tahu Weda atau Upanishad. Semua kitab-kitab suci agama-agama hanyalah alat bantu dalam pencarian kebenaran dan mereka bukanlah satu "keharusan" dalam pencarian kebenaran terakhir.

Jadi apakah seseorang sangat fasih atau hafal dengan kitab-kitab suci atau tidak, bila dia tulus dalam keinginannya untuk mengetahui kebenaran, dia akhirnya akan mengejawantahkan kebenaran itu. Tuhan muncul di depan setiap orang yang menyerahkan kehendak pribadinya kepada kehendak Tuhan. Dalam banyak sloka Bagawad Gita, Krishna mengajarkan cara sangat mudah dengan mana orang dapat mencapai Tuhan. Dalam sloka 12:6-7, Krishna berkata , "Mereka yang menyerahkan seluruh tindakannya kepada Ku dan menganggap Aku sebagai tujuan tertinggi dan menyembah Aku dengan bhakti segenap hati akan terselamatkan olehKu dari pengulangan lahir dan mati." Dalam sloka yang lain ia berkata, "hentikan semua perbuatan saleh atau tidak saleh dan datanglah kepadaKu; cari perlindungan padaKu. Maka Aku akan membebaskan kamu dari semua dosa; jangan bersedih" (Bagawad Gita 18:66)

Melalui seluruh baris-baris itu Tuhan meminta bhakti sepenuh hati dan tanpa ragu dari pemuja dan tidak ada sama sekali disebutkan mengenai mempelajari kitab-kitab suci. Tidak ada salahnya dengan mempelajari kitab suci, tapi adalah salah untuk merasa bahwa orang yang tidak tahu kitab-kitab suci tidak mempunyai kesempatan untuk mencapai moksha (keselamatan). Itulah sebabnya kenapa dalam agama Hindu, semua cara mencapai Tuhan sama pentingnya. Puisi atau lagu penuh perasaan dari seorang Bhakti Yogi, perbuatan tanpa mementingkan diri sendiri dari seorang Karma Yogi, praktek Pranayama dari seorang Raja Yogi dan kontemplasi atas kitab suci dari seorang Jnana Yogi semuanya diperlakukan dengan sikap yang sama dalam agama Hindu. Bhajan Meera, philsafat Advaita dan Yoga Sutra Patanjali mempunyai status yang sama dalam agama Hindu.

AYAH, APA YANG ANDA ATAU ORANG LAIN INGIN CAPAI DENGAN MEMPRAKTEKKAN AGAMA HINDU ?
Jawab :
Adalah mudah untuk mengatakan "keselamatan" (salvation), tapi itu adalah tujuan yang terakhir. Saat ini, kita mencoba untuk mencapai kedamaian dan harmoni dalam hidup. Dalam satu hal kita ingin mempunyai satu kehidupan yang bebas stres. Cara hidup Hindu membantu upaya itu. Mereka yang mengikuti agama Hindu umumnya tenang hatinya dan mereka mengekspresikan ketenangan itu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka tidak berteriak atau ngomel-ngomel ketika makan malam mereka tidak dilayani pada waktunya atau bila mereka terjebak dalam kemacetan jalan atau bila mereka baru saja kehilangan pekerjaan. Sekali waktu mereka juga marah, tapi keadaan pikiran itu hanya bersifat sementara. Seperti telah kukatakan padamu sebelumnya, adalah mudah sekali untuk mengikuti agama Hindu, karena agama Hindu percaya bahwa kebodohan adalah akar dari semua kejahatan dan pengetahuan yang benar adalah jawaban dari semua masalah. Pertama-tama, cobalah untuk memahami kebenaran itu, dan kemudian coba untuk mempraktekan dan mengejawantahkan kebenaran itu.

Jadi sebagian besar pemeluk agama Hindu tidak mencoba menjadi para Guru atau pertapa atau philsuf. Kita hanya berupaya untuk hidup tanpa tekanan, hidup yang damai. Bila keadaan itu bisa dicapai, maka seseorang sungguh-sungguh berhasil dengan studinya tentang agama Hindu. Cara-cara yang dijelaskan sangat sederhana, dan siapapun dapat mempraktekkannya. Aku harap aku telah membuatkan terang benderang kepadamu apa yang kumaksud.

Sumber : webmaster
Copyright © 2013 PD KMHDI Jawa Barat and Blogger Templates - Anime OST.
Selamat Datang di Blog Resmi Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Jawa Barat